Pentas maya menjadi saksi
Dalam gelora dibalun sepi
Aku mual kelibatmu yang lama mati
Mencarik carik gumpalan sengit
Menghentam hentam tubuh yang gering
Di mana silapmu
Apa buntumu
Bisikkan pada alam kerna ia bisa mendengar
Bisikkan pada bayu agar hati tiada syahdu
Dedaun yang gugur bukan gering
Sebaliknya di usung sedih melilit
Bahagia itu bukan acuan kita
Jasadnya tiada zatnya tercipta
Agung buatmu agung buatku jua
Usah dikalutkan takdir dan cinta
Aku merenung sejarah lalu
Kugarap menjadi lukisan pilu
Dari alur mataku
Dari sengit ragaku
Kau bisa rasakan
Usah lagi kau mahu hampir
Hentikan semuanya
Hentikan cereka teatermu
Aku dipimpin ke gerbang ketulusan
Melafaz erti kebahagiaan berkekalan
Dalam gelora dibalun sepi
Aku mual kelibatmu yang lama mati
Mencarik carik gumpalan sengit
Menghentam hentam tubuh yang gering
Di mana silapmu
Apa buntumu
Bisikkan pada alam kerna ia bisa mendengar
Bisikkan pada bayu agar hati tiada syahdu
Dedaun yang gugur bukan gering
Sebaliknya di usung sedih melilit
Bahagia itu bukan acuan kita
Jasadnya tiada zatnya tercipta
Agung buatmu agung buatku jua
Usah dikalutkan takdir dan cinta
Aku merenung sejarah lalu
Kugarap menjadi lukisan pilu
Dari alur mataku
Dari sengit ragaku
Kau bisa rasakan
Usah lagi kau mahu hampir
Hentikan semuanya
Hentikan cereka teatermu
Aku dipimpin ke gerbang ketulusan
Melafaz erti kebahagiaan berkekalan
No comments:
Post a Comment