Friday, July 01, 2011

Surat untuk Bulan

Oh bulan,
Lama sungguh bicaraku mati
Denganmu seperti kelam dan suram
Aku tak punya waktu lagi
Saat bersamamu seperti direntap

Oh bulan,
Aku punya kekasih baru
Menjadi teman dikala sunyi
Walau tak bisa menggantikan syahdumu
Namun dia bisa memahami debar jiwaku

Setiap waktu bersamanya
Gelap jadi terang
Malap jadi indah
Kusam jadi terang
Dan segala yang murung bertukar wajah

Oh bulan,
Walau kau tinggi dan tak bisa tercapai
Walau aku tak bisa berbicara denganmu seperti sediakala
Namun ketahuilah bahawa
Aku tetap rindu akan sinarmu

Teruslah terangi aku
Walau aku tak bisa mengerdip mata sekerap dulu
Pastinya kekasih baruku turut mencintaimu
Bila mana setiap kali aku tunjukkan dia padamu
Dia pasti tersenyum
Dan aku mengucup lembut mulus pipinya
Dengan khabaran
"Bulan itu sentiasa menerangi malam-malam gelita kita"


AKU DAN WAKTU SENGGANGKU

Assalammualaikum,

Kalau bisa punya waktu yang senggang, pasti aku tak terlepas dari menitipkan khabar berita buat perkongsian bersama. Hari demi hari berlalu bagaikan angin yang menghembus pantasnya, tak bisa mencari titik noktah untuk memberi ruang pada diri melakukan segala minat dan hobi.

Sejujurnya, aku rindu waktu senggang, mungkin bukan lagi waktunya seperti dahulu di mana hanya ada aku dan aku untuk diselitkan dalam setiap waktu. Lhatlah, setengah tahun sudah berlalu, 2012 memanggil manggil dan aku masih belum mengecapi segala yang menjadi azam seperti tertanam di awal 2011 lalu.

Kehadiran cahaya mata membuatkan aku lebih sibuk dari biasa. Dia anak pintar dan luar biasa. Setiap hari aku dan keluarga tak bisa menarik nafas menghembus lelah atas setiap pergerakkannya. Dia hanya diam ketika lenanya, dia hanya kaku tika mata tertutup mulut menyonyot puting yang menjadi 'candunya'.

Kesempatan itu aku nyatakan pada dunia, akulah insan paling bahagia kerana dikurniakan sosok tubuh permata hati yang rupawan serta cerdik akal. Alhamdulillah atas setiap perkembangannya dan aku redha jika itu yang harus aku bayar dengan segala masa luangku. Kini aku tidak lagi seperti dulu, hanya tahu mengetik cerita di alam maya, mengarang kisah buat para teman-teman yang butuhkan bahan bacaan ringan.
Aku kini umpama mereka yang termengah-mengah mencari ruang untuk bernafas hanya kerana anak kecil itu menyelit di ruang waktuku.

Tidurku, jagaku, senyumku segalanya penuh indah sejak adanya dia. Walaupun seketika nanti dia terlantar sakit dan aku gundah di hambat gundah namun segalanya aku serahkan pada Illahi.

Cerita tentang dia pasti akan aku bukukan, kerana dia istimewa dalam meniti hari-hari indahku....Moga Allah panjangkan usiaku untuk menemani hari-hari depannya.