Atas desakan tugas di pejabat sering membantutkan masa untuk Nini berkongsi drama kehidupan yang dilalui lewat waktu ini. Setiap kali pulang ke rumah, setelah membersihkan diri pastinya terlena terus dari merawat keletihan sepanjang hari. Lelah tak berganti reda disudahi pula dengan gugusan cungapan yang tak tenang tenang.
Banyak kisah yang ingin Nini landaikan di sini agar bisa bersama kalian mengharungi memori memori semalam dan harapan untuk esok bersama berakhir dengan penantian. Apakan terdaya kudrat pinjaman illahi ini, hanya mampu menganyam anganan seketika sementara dapat menarikan lagi jemari ini ke atas bonjol bonjol papan kekunci ini.
Beberapa minggu lagi, jemari yang girang menari di atas papan kekunci akan dihiasi sebentuk ikatan murni. Selama hampir dua puluh lima tahun jemari tidak tersarung ikatan padu kasih, kini ia bakal dipetik jejaka kudus hatinya. InsyaALLAH, jalan menghampiri gerbang bahagia tidak lama lagi bakal kami jejaki.
Bukan mudah mencari apa erti setulus kasih seikhlas cinta. Adakalanya kita mengejari terlalu pantas untuk mendakapinya namun kecundang di penghujung cerita, ada pula ketikanya perlahan dan teguh mengepunginya sedang dipertangahan itu yang dikurniakan adalah jalan buntu.
Maka dengan membuka seikhlas hati, menadah tangan ke junjungan Illahi, sudah benar si dia ditakdirkan untukku, maka mata bertaut sudah utuh menyimpul janji mengunci hati. Bukan ajaib atau kebetulan jika cinta menolak gigi gigi pantai hati, sebaliknya sudah benar kita diukir di langit ke tujuh sana tentang perjalanan singkat ini.
Jika wajah yang ayu, rupa yang tampan menjadi kayu mengukur segala kasih sayang itu, nescaya tidak sampai ke mana janji kekal abadi yang di akad ketika bertentang mata dengan tok kadi. Jika harta dan kebendaan membentengkan segala cinta rindu yang mekar, sebentar lagi jualah akan roboh istana bahagia itu. Tidak ada yang kekal di wajah ayu, harta menggunung tanpa kejujuran dan keikhlasan hati yang kental. Rupa yang tampan bisa dimakan kedut usia, kebendaan yang menggila bisa bersilih gantinya sejajar peredaran dunia. Apa ketulusan dan kejujuran bisa terhakis jika dibajai dalam perhubungan cinta ini?
Setiap kali mata ini berpaut pada wajahnya yang lahir sejuta keikhlasan, membuatkan aku terus kuat menanam rasa cinta yang tak pernah kurasakan.
Sambil kesentuh lembut pipinya, bibir terus mengungkap kata, "Akan sering aku mencintaimu seperti esok tiada bagiku".
Kerut keningnya buat kali pertama mendengar bingkisan ini membuatkan aku tersenyum sinis. "Usah ditujah kebimbangan di dadamu kasih, aku sekadar ingin menikmati cintamu seperti tiada esok bagiku".
Di dalam mata itu, aku lihat ribuan cahaya kasih yang sering menambat jiwaku. Aku buta pada kelibat yang mundar mandir kerna mata ini di pahat sedalamnya tatkala pancaindera bersatu.
"Matamu memberikan aku semangat untuk terus kuat dan hidup", aku mengerling merenung jauh. Mahu sahaja aku lontarkan sekali gusar yang selama ini menghambat nurani.
"Matamu juga sayang, seperti ada satu daya magnetik yang menarik aku melihat dan terus melihat", diusai lembut rambutku.
Hanya mengambil beberapa bulan yang singkat, si jejaka rupawan itu bakal menghantar serombongan keluarganya menambatku dengan sebentuk cincin agar tidak ada lagi mana mana teruna bisa memboloskan dirinya memilikiku. Saat itu semakin hampir, aku hanya mampu memohon padamu illahi agar segala perjalanan yang kau ciptakan buat kami ini mendapat keredhaanMU.
Di sini aku mengakhiri warkah kasih ini, moga adanya ruang untukku berbicara terus dengan kalian tanpa ada batas waktunya. Doa kalian teman teman ibarat bunga bunga bertaburan di sepanjang perjalanan kasih ini.
Kepadamu yang membuatkan aku sering tertambat, kesudianmu menerima sekerdil jiwa ini amat aku sykuri. InsyaALLAH, ruang bahagia buat kita ada lorong dan corongnya. Terima kasih sayang.
Banyak kisah yang ingin Nini landaikan di sini agar bisa bersama kalian mengharungi memori memori semalam dan harapan untuk esok bersama berakhir dengan penantian. Apakan terdaya kudrat pinjaman illahi ini, hanya mampu menganyam anganan seketika sementara dapat menarikan lagi jemari ini ke atas bonjol bonjol papan kekunci ini.
Beberapa minggu lagi, jemari yang girang menari di atas papan kekunci akan dihiasi sebentuk ikatan murni. Selama hampir dua puluh lima tahun jemari tidak tersarung ikatan padu kasih, kini ia bakal dipetik jejaka kudus hatinya. InsyaALLAH, jalan menghampiri gerbang bahagia tidak lama lagi bakal kami jejaki.
Bukan mudah mencari apa erti setulus kasih seikhlas cinta. Adakalanya kita mengejari terlalu pantas untuk mendakapinya namun kecundang di penghujung cerita, ada pula ketikanya perlahan dan teguh mengepunginya sedang dipertangahan itu yang dikurniakan adalah jalan buntu.
Maka dengan membuka seikhlas hati, menadah tangan ke junjungan Illahi, sudah benar si dia ditakdirkan untukku, maka mata bertaut sudah utuh menyimpul janji mengunci hati. Bukan ajaib atau kebetulan jika cinta menolak gigi gigi pantai hati, sebaliknya sudah benar kita diukir di langit ke tujuh sana tentang perjalanan singkat ini.
Jika wajah yang ayu, rupa yang tampan menjadi kayu mengukur segala kasih sayang itu, nescaya tidak sampai ke mana janji kekal abadi yang di akad ketika bertentang mata dengan tok kadi. Jika harta dan kebendaan membentengkan segala cinta rindu yang mekar, sebentar lagi jualah akan roboh istana bahagia itu. Tidak ada yang kekal di wajah ayu, harta menggunung tanpa kejujuran dan keikhlasan hati yang kental. Rupa yang tampan bisa dimakan kedut usia, kebendaan yang menggila bisa bersilih gantinya sejajar peredaran dunia. Apa ketulusan dan kejujuran bisa terhakis jika dibajai dalam perhubungan cinta ini?
Setiap kali mata ini berpaut pada wajahnya yang lahir sejuta keikhlasan, membuatkan aku terus kuat menanam rasa cinta yang tak pernah kurasakan.
Sambil kesentuh lembut pipinya, bibir terus mengungkap kata, "Akan sering aku mencintaimu seperti esok tiada bagiku".
Kerut keningnya buat kali pertama mendengar bingkisan ini membuatkan aku tersenyum sinis. "Usah ditujah kebimbangan di dadamu kasih, aku sekadar ingin menikmati cintamu seperti tiada esok bagiku".
Di dalam mata itu, aku lihat ribuan cahaya kasih yang sering menambat jiwaku. Aku buta pada kelibat yang mundar mandir kerna mata ini di pahat sedalamnya tatkala pancaindera bersatu.
"Matamu memberikan aku semangat untuk terus kuat dan hidup", aku mengerling merenung jauh. Mahu sahaja aku lontarkan sekali gusar yang selama ini menghambat nurani.
"Matamu juga sayang, seperti ada satu daya magnetik yang menarik aku melihat dan terus melihat", diusai lembut rambutku.
Hanya mengambil beberapa bulan yang singkat, si jejaka rupawan itu bakal menghantar serombongan keluarganya menambatku dengan sebentuk cincin agar tidak ada lagi mana mana teruna bisa memboloskan dirinya memilikiku. Saat itu semakin hampir, aku hanya mampu memohon padamu illahi agar segala perjalanan yang kau ciptakan buat kami ini mendapat keredhaanMU.
Di sini aku mengakhiri warkah kasih ini, moga adanya ruang untukku berbicara terus dengan kalian tanpa ada batas waktunya. Doa kalian teman teman ibarat bunga bunga bertaburan di sepanjang perjalanan kasih ini.
Kepadamu yang membuatkan aku sering tertambat, kesudianmu menerima sekerdil jiwa ini amat aku sykuri. InsyaALLAH, ruang bahagia buat kita ada lorong dan corongnya. Terima kasih sayang.
1 comment:
amboi marini ni melankolik sangat..anywy tlg promote skt blok gua..alamat link ada kat youtube account marini!! dan siapa aku pun ada diterang kat situ..mesti kenal punyeee gudluck!!
Post a Comment