Sunday, May 25, 2008

~~Mana kamu si Pari Pari~~

Perjalanan bukan lagi warkah sepi, aku mahu terus bangkit dan merempuh sesak jalan ini dengan hati penuh girang. Kata orang, 'u deserve to be happy' biarpun adakalanya aku termangu dengan retorika ayat itu. Bukan tidak mengharapkan senyum, adakalanya yang sering menghantui adalah kegelapan bibit gelita perjalanan lalu.

Don't feel bad, wake up and wipes all your tears! Aku sering mendengar kata itu dihambur dan terus dihambur walau hakiki yang nyata aku sedar bukan mudah mencarik bingkai luka yang menyelinap di salur hati.

Di jalanan akulah gagah, meredah pintu pintu kebebasan hingga tak gentar diasak polisi yang bersenjatakan cota atau belantan. Di mata mereka, aku ini tak ubah gayanya seperti si Tun Teja yang membela, namun apa bisa mereka renung ke dasar corong hati yang mahukan senyuman sentiasa diukir?

Kalau bisa kulewati semalam yang berlalu, kuhapuskan segala cela noda. Aku tak mahu terusan dihambat buntu, mencari sesuatu yang hilang merempuh perjalanan yang kosong tak bernada. Aku mahu bangun menuntut hak hati ini, walau adakalanya tak bisa untuk mengangkat telapak kaki.

Maaf ya teman, lama sudah tidak hadir bicara puisi, yang ada cuma ceritera hati yang semakin sendat di asak jemari. Aku seolah hilang bisa menari di pentas puisi. Nah, hari ini aku ada sedikit coretan buat laman puisi. Harapnya, kalian tidak lagi terus berharap dan hampa.

Di lantai itu bukan hanya air mata
Bercorak warna dalam penuh cerita
Apa bisakah terasing corak derita
Dalam alunan citra ceria

Kalau kontang dikali bisa dipenuhi rembesan hujan
Jika sepi gelita malam pasti teruja sinaran bintang
Andai terik sinar mentari akan hadir cahaya ketenangan
Apa mungkin tenat dihati akan ada penawar terpatri?

Lirikan itu penuh sinis
Mencarik hati yang merintih
Kapan ada sebutir kasih
Buat segala debu gering

Aku hilang sengat
Tatkala jemari lemah longlai
Mana si pari pari yang sering hadir
Aku rindukan kamu yang sering meminggir

Bawalah aku terbang
Seperti hari hari semalam
Melihat kocak kancah kehidupan
Yang penuh kemelut kepedihan

Teman yang rindukan kata jemari, aku minggir mengalun hati. Kau usah bimbang tentang gelora ini, kerna aku masih terus dalam alunan suara puisi. Nanti aku nyanyikan lagu rindu yang akan bawa kalian terbang bersamaku dalam tiupan si pari pari.


1 comment:

Harimau-Menaip said...

Jiwang Karat...tapi best jugak ..

Apapun Harimau bukan penyajak..kurang faham bahasa puitis...percaya pada kata hati sahaja cik Nini..