Citra sedih merobek rasa
Bimbing jiwa murni bina yakin diri
Untuk tidak berlagu resah
Gurindam kecewa nostalgia alpa
Mimpi indahmu musim bulan madu
Gapaian hasrat tanpa sinar
Jadikan simfoni jiwa tabah
PUTERI hati di bahtera merdeka
Seharusnya begini:-
Andai saat ini kau ditemani
Rerumput kering ilalang bisu
Perigi usang padang sahara
Puing bayu sembilu ke tulang hitam
Namun kau masih punya
Lautan sabar alunan ombak cekal
Di pelabuhan masa
Titiskan embun tekad
Teman setia musafir dahaga
Sekadar menanti Oasis kembali menghijau
Aduhai PUTERI hati
Buka ubun-ubunmu sekali lagi
Biar ku tiup qamat mentera
Puja semangat pusaka moyang kita
Bersama qudus alun zikir
Asyiknya rebab kecapi Hajar
Seruling sendu Ismail di pembaringan
Pasrahnya tiada sempadan
Kau PUTERI hati yang tersembunyi
Di ronga sepi rahim malam sembilan bulan
Sendirian menghitung hari
Tanpa belai rindu seorang lelaki
Terhimpit tiada gusar
Dari kilau api sutera cinta
Saat resah debar seorang isteri
Di tabir hasrat cita famili
Lahir Puteri hati yang cekal jiwa
Mari sekali lagi
Ku siram dikau air limau jampi
Zatnya dari sesepuh besi kursani
Parfumnya kasturi seribu bunga
Yang ku pinjam dari Balqis
Saat bertandang di kalbu Sulaimannya
Kerana kau bukan Zulaikha
Tewas menggapai
Redup lentik alis mata Yusuff
Kau PUTERI hati
Adalah Aisah yang nakal
Terlena di teratak usang Khadijah
Setia menyulam rindu
Seorang Muhammad saw.
Kamal Amir
(saat menatap keresahan puterinya)
15 Mei 2007
No comments:
Post a Comment