Langit semakin merah
Ada tanda hujan akan mencurah
Menghambat noda
Membilas dosa - dosa
Sering kita terleka pada alam yang pantas berbicara
Lupa pada setiap lenggok rumpun yang beralun
Gering tanah yang merekah
Bah melimpah dari pantai
Semalam aku bicara
Dengan dia yang kunamakan teman
Membuka pekung dada berkuping
Secebis demi secebis irama tangis membibit
Aku hanya mampu kesat airmatanya
Kata teman,
Aku sudah buntu atas perjalanan
Aku sering butuhkan ketenangan
Sedang di balik sana aku lihat dia masih terus selingkuh
Dalam mencari apa itu tegarnya dunia
Kata teman,
Aku mahu pulang
Teringin memimpin jalan kebahagiaan
Biar sesaat biar seminit
Aku rindukan belaian
Sedang di balik sana dia sedang asyik
Dikepung dunia bersama penglipura duniawi
Bibitku pada teman,
Kau mahu pulang bagaimana?
Sedang kakimu masih dirantai
Jiwamu dipasung
Kau tak rela kepuasan ini dilepasi
Kau mahu perjalanan ini seperti yang kau lakari
Kalau rindu pada bahagia yang kau cari
Bukalah rantai dikakimu
Yang terikat atas nama syurga dunia
Kalau bahagia yang kau damba
Lepaskanlah pasungan di mindamu
Yang tertambat atas nama nafsu semata
Kita bukan dicipta untuk menghitung suka duka
Kita di sini ada amanatnya...
Langit merah terus muntah
Deras airnya sehingga karam
Di lautan terhayun gelora
Di daratan tertimbus harta
Kalau kau masih buta
Kau akan terus terkurung melihat rintik rintik hujan
Menghitung bersama derai airmata
Yang tidak ada kesudahannya
Atas nama La Illa Ha Illallah, Muhammad Rasullulah!!
Bawalah laramu mengadap keampunan Yang ESA!
Ada tanda hujan akan mencurah
Menghambat noda
Membilas dosa - dosa
Sering kita terleka pada alam yang pantas berbicara
Lupa pada setiap lenggok rumpun yang beralun
Gering tanah yang merekah
Bah melimpah dari pantai
Semalam aku bicara
Dengan dia yang kunamakan teman
Membuka pekung dada berkuping
Secebis demi secebis irama tangis membibit
Aku hanya mampu kesat airmatanya
Kata teman,
Aku sudah buntu atas perjalanan
Aku sering butuhkan ketenangan
Sedang di balik sana aku lihat dia masih terus selingkuh
Dalam mencari apa itu tegarnya dunia
Kata teman,
Aku mahu pulang
Teringin memimpin jalan kebahagiaan
Biar sesaat biar seminit
Aku rindukan belaian
Sedang di balik sana dia sedang asyik
Dikepung dunia bersama penglipura duniawi
Bibitku pada teman,
Kau mahu pulang bagaimana?
Sedang kakimu masih dirantai
Jiwamu dipasung
Kau tak rela kepuasan ini dilepasi
Kau mahu perjalanan ini seperti yang kau lakari
Kalau rindu pada bahagia yang kau cari
Bukalah rantai dikakimu
Yang terikat atas nama syurga dunia
Kalau bahagia yang kau damba
Lepaskanlah pasungan di mindamu
Yang tertambat atas nama nafsu semata
Kita bukan dicipta untuk menghitung suka duka
Kita di sini ada amanatnya...
Langit merah terus muntah
Deras airnya sehingga karam
Di lautan terhayun gelora
Di daratan tertimbus harta
Kalau kau masih buta
Kau akan terus terkurung melihat rintik rintik hujan
Menghitung bersama derai airmata
Yang tidak ada kesudahannya
Atas nama La Illa Ha Illallah, Muhammad Rasullulah!!
Bawalah laramu mengadap keampunan Yang ESA!
No comments:
Post a Comment