Friday, December 05, 2008

||Penat...sungguh AKU Penat||

Bertanya aku pada hati, susah benarkah memujuk sepi? Puas sudah mengesat rintik air yang sering melapah pipi. Penat... sungguh aku penat.

Bertanya aku pada cinta, sukar benarkah menganyam sayang? Puas sudah kutanam bunga namun tumbuh seringnya lalang. Penat... sungguh aku penat.

Lantas bicara apa lagi harusku atur? Pada hati yang kian sepi, pada cinta yang kian murung. Keduanya gering seiring hingga gelap putaran ceria. Rona warna pudar lesu, apa semuanya ini? Penat...sungguh aku penat.

Semalam kau kata hati ini tak bisa dilukai, semalam kau kata hati itu sebutir rahmat, dulu kau bilang hati untuk dibelai salju maka mengapa hari ini hati terhiris lagi? Di mana silapnya lidah mengatur bicara, pantas akal dari jiwa, beralun pedih memanah kalbu. Penat....sungguh aku penat.

Berikan ruang untuk apa? Untuk kita merojak amarah? Lantas mengguling rasa derita yang akhirnya darah bisa menjadi lautan, luka tak bisa ketemu penawar? Sungguh aku buntu.

Bisakah lagi aku berdoa, panjatkan segala kecewa yang melarat, bersarang kerawang? Aku butuh jawapanmu bintang di langit, berikan aku sesaat sinaranmu agar hati tak dirundung pilu.

Pari pari kayangan, rawati aku sebelum aku jauh, sebelum aku putus talinya, sebelum aku kandas kemudi. Kepingin benar rasakan apa itu pujuk rayu, biar sekali dua namun aku rasa ertinya cinta. Kemarilah kamu pari pari syurga, sesaat cuma..... Aku lelah!

Lokasi : Awan Gelap Selaput Kelabu
Waktu : Antara pencantuman dua alam
Tema : Aku keliru