Tuesday, May 29, 2007

~~GeRgaSi KotA KiAn MerAkuS~~

Bila langit nampak meganya
Aku dibawa ke angkasa
Menyauk kepulan awan
Berpaut pada segi bintang
Memeluk bulan indah
Sambil di panah terik mentari

Bila laut mula menyimbah pantai
Aku dijemput duyung
Menyelami dasar lautan
Bersenda sama kuda laut
Menunggang paus gebu
Sambil dikejar sotong cemburu

Bila padi mula menguning
Aku disapa burung pipit
Bersenda di balik petak rapi
Di sebalik orang sawah tertawa girang
Angin segar memeluk mesra
Sambil melihat tikus di baham pungguk

Bila langkah atur ke kota
Aku diterjah penghuni gila
Kenderaan bermotor berlumba lumba
Manusianya juga dipanah kesibukkan kerja
Tiada tenang riak di muka
Wang bisa beli segala
Tiba masa pusat hiburan muafakat bermula
Aku terkebil melihat rakus mereka
Sambil melihat generasi hilang budaya

Bulan temanilah daku
Lautan bermanjalah bersamaku
Bintang tidurkan daku
Pelangi bermainlah bersamaku
Matahari sinarilah daku
Awan selubungilah ketakutanku
Gergasi kota kian merakus


~~WakTu wAkTu KaU MemBeLaikU~~

Papa
Di mana bulan purnama
Terang cahaya serinya
Lekakan malam geringku

Puteri hati
Bulan ada di tanganmu
Garis melintang penuh sinar
Kuisi dalam genggaman
Waktu waktu kecilmu

Mama
Kenapa senja mengelirukan
Terang masih bersuluh
Gelap timbul cahaya murung
Meragut petang ceriaku

Puteri hati
Senja bukan musuh
Diantara waktu kau menggagau
Mencari arah agar tak sungkur
Kukucup kelopak matamu
Waktu waktu kau mahukan susu

Papa...
Mama...
Kenapa hujan mencelah di terik mentari
Gundah hati mencari erti
Gusar melihat titis menitis
Panas menggigit awan menangis
Lelahku lihat cerita langit

Puteri hatiku
Jangan kau duga soal hatimu
Jangan kau tegar akal pintarmu
Jangan kau sendu tawa girangmu

Tidakkah kau lupa azimatku
Di antara tangis awan
Dan terik mentari
Yang Esa bakal menghadiahkan kita
Secantik PELANGI
Tujuh warna tujuh lapisan tujuh cerita
Melentur mewarnai bola mata
Sudahkah kau lupa
Waktu waktu ku belaimu....


~~SeRuNya SamPai Di sInI (EpiSoD 3)~~

Kocak air lautan
Gumpita sekalian alam
Menggulung ombak memutih
Mengaum rimau di hutan

Gelodak hati meraung
Menggores gigian cinta
Bagai kejora menabur
Jiwa kelam digonggong

Bisikkan menyapa telinga
Kudus lemah semangat jitu
Melayang bagai mabuk
Paksi hilang arahnya

Lidah kelu beku
Bagai kepukan ais musim sejuk
Bicara kian teratur
Ayat masih berterabur

Sakitnya cinta
Pedihnya rindu
Saratnya jiwa
Duka lara dalam derita
Kadang timbul cebisan ceria

Aku mahu pulang
Hari ini juga ku mahu terbang
Melayang mengikut bayang
Rebah di kaki rimbunan sayang

Aku mahu dakap
Melekap di dada tak mahu renggang
Biar di rasa degup kencang
Gegar lebih angin Catrina

Ini lebih dari Tsunami Acheh
Teruk dari Ternado Kensal Rise
Berputar mengelilingi naluri
Muntah tak lalu menahan mual


Sunday, May 20, 2007

~~EsoK aKu PuLanG~~

Tengah kota sejuk
Penuh sutradara penghuni maya
Rentas tebing kehidupan
Kancah hebat pergolakkan

Di tengah perubahan musim
Angin sejuk memakuk tulang
Rintis hujan menyimbah lereng
Metropolitan tetap hening

Sesepi lorong gering
London masih terus menggasing
Putaran masa berputar pening
Mencari ruang di tanah asing

Hati dibaham rindu menderu
Kerlipan mata penuh sayu
Meratap salju tanpa sendu
Menanti pulang merangkul seru

Sunyi merentas tebing hati
Telefon sepi tanpa berdering
Mama terlupa menghantar mesej
Bertanya apa aktiviti hari ini

Masa akan menyatu
Menyanyi girang saat bertemu
Papa, mama, along, amirul, siti dan ayu
Bercerita tiada batas waktu

Sedikit tempoh lagi
Pautan mesra kembali bersemi
Setengah tahun sepi
Tiada tawa menemani

Tungguku di pintu bahgia
Beberapa ketika akukan di sana
Merangkul kemas cinta cinta
Terhenti di lebuh raya cita

Nafasku kencang mahu bicara
Tak mahu henti tak mahu lena
Tika kalian di hadapan mata
Kerna banyak cerita suka duka

Friday, May 18, 2007

~~SeRuNya SamPaI DiSini (Episod 2)~~

Sepi lara merungkap lagi
Bosan sudah aku meniti
Biar sahaja mengeluh dan peluh
Agar bisa lekas sembuh

Azimat peniup semangat
Menyirap roma berdiri
Papa berbingkis lagi
Redakan kecamuk senja keluh hati

Letih amat jiwa ini
Menconteng menjadi benteng
Terkambus bersama papan lukis
Pensil kontol berus selerak
Arca tak bisa menari lagi

Hembusan menghunus lelah
Ledakan api hati tenang
Seketika bernafas laju
Menyekang dentum kacau bilau

Adik turut bicara
Tenangkan hati kakak tercinta
Apa daya lagi
Perjalanan itu tak bisa teguh
Berlopak hingga kaki tersangkut

Biar sahaja aku berlari
Melari mencari tarian sumbang
Jika itu hati bingkiskan
Ayuh terus maju sama laju

Dodoi malam apa lagunya
Tak ada lagi irama cinta
Tinggal cuma alunan hadrah
Ubat penenang luntur cinta

Terus biarkan sahaja aku sendiri
Mencari menyungkil kata hati
Apa yang tinggal usah tangisi
Kontang kering pujuk mesra

Bila bicara sudah ada tujunya
Tangkas mengaut semangat yang hilang
Akan ku lafaskan kekuatan terkumpul
Selama ini gering gelisah

Tika kata sudah dapat landasnya
Pasti aku bicara lagi
Kini cuma mahu menyepi
Menanti dada disemat kembali
Perutusan hiba sekeping hati
atau...
Girang gembira rentetan sepi

Wednesday, May 16, 2007

~~RINDU YANG TERLUKA - Kamal Amir~~

Hentikan seketika
Citra sedih merobek rasa
Bimbing jiwa murni bina yakin diri
Untuk tidak berlagu resah
Gurindam kecewa nostalgia alpa

Mimpi indahmu musim bulan madu
Gapaian hasrat tanpa sinar
Jadikan simfoni jiwa tabah

PUTERI hati di bahtera merdeka
Seharusnya begini:-
Andai saat ini kau ditemani
Rerumput kering ilalang bisu
Perigi usang padang sahara
Puing bayu sembilu ke tulang hitam
Namun kau masih punya
Lautan sabar alunan ombak cekal
Di pelabuhan masa

Titiskan embun tekad
Teman setia musafir dahaga
Sekadar menanti Oasis kembali menghijau

Aduhai PUTERI hati
Buka ubun-ubunmu sekali lagi
Biar ku tiup qamat mentera
Puja semangat pusaka moyang kita
Bersama qudus alun zikir
Asyiknya rebab kecapi Hajar
Seruling sendu Ismail di pembaringan
Pasrahnya tiada sempadan


Bukankah kelmarin dari hijab kalbu
Kau PUTERI hati yang tersembunyi
Di ronga sepi rahim malam sembilan bulan
Sendirian menghitung hari
Tanpa belai rindu seorang lelaki
Terhimpit tiada gusar
Dari kilau api sutera cinta


Dan kau tabah menanti
Saat resah debar seorang isteri
Di tabir hasrat cita famili
Lahir Puteri hati yang cekal jiwa


Mari sekali lagi
Ku siram dikau air limau jampi
Zatnya dari sesepuh besi kursani
Parfumnya kasturi seribu bunga
Yang ku pinjam dari Balqis
Saat bertandang di kalbu Sulaimannya
Kerana kau bukan Zulaikha
Tewas menggapai
Redup lentik alis mata Yusuff

Kau PUTERI hati
Adalah Aisah yang nakal
Terlena di teratak usang Khadijah
Setia menyulam rindu
Seorang Muhammad saw.


Kamal Amir
(saat menatap keresahan puterinya)
15 Mei 2007

Monday, May 14, 2007

~~SeRuNya SamPaI DiSini (Episod 1)~~

Sudahlah
Aku sudah penat
Mencari permata yang hilang

Sudahlah
Tidak nampak sinarnya lagi
Yang tinggal hanya kaca membaluti

Sudahlah
Semalam itu indah buatku
Meluput sejarah tidak kulaku

Sudahlah
Sudah cukup sampai waktu
Aku tak bisa menelan hempedu

Sudahlah
Kutinggalkan cerita ini
Bersama doa restu Illahi
Maha Esa mengkehendaki
Mengatur perjalanan hidup ini

Sudahlah ya....
Mungkin perancangan ini tak terkalam di sana
Doa dipanjat tersangkut di mana mana
Kita hentikan sahaja

Sampai waktunya
Tidak ada lagi cerita cinta
Biarkan aku merentas kota Inggeris
Seberapa purnama sendirian
Tanpa ikatan berjauhan


Tangisanku biarku harung sendirian......
Noktah mungkin sudah menjemput kita!

~~DeNgAr PuLa DoAkU~~

Mulus hatimu
Tulus bicaramu
Gugus cintamu
Mengalun sayu hatiku

Lakaran bingkisanmu menggigit rinduku
Meronta menghitung waktu
Bila aku bisa pulang memintal
tawa mesra yang tersepuh seketika

Syukur pada yang ESA
Kita bakal dirahmatkan ahli baru
Waris keceriaan yang dimiliki
Penyambung agung cinta kita
Walau aku di sini tak bisa menatap
Perut itu memboyot besar
Sejadah ini menjadi saksi
Doa kuutus dalam hembus nafas

Adikku memang begitu
Keayuannya terbongkar sudah
Sepatu mahal itu hanya cebisan kecil
Mengatur langkah dunia metropolitan
Jangan kau gusar
Kerna rombakan dunia
Membezakan nilai matawang zamanmu

Kak LONG umpama air mengalir deras
Langkah longlainya tidak terbatas
Perlahan mengikut rentak tradisi
Namun ligat membenteng diri

Apa pula dongengan AMIRUL
Jejaka tunggul pasangan ROHANA & KAMAL AMIR?
Girangnya menghitung waktu
Menanti hari mendengar panggilan baru
Dari teriak bayi cantuman kasihnya
Atau mungkin
Menyusun langkah kekuatan
Menggalas tanggungjawab empayarmu?

Mama sudah ku jangka
Renungannya gugur jantung
Senyumannya obor semangat
Sentuhannya pengubat duka
Aduh rindu benar padanya

Pada burung petang ku bingkis rindu
Terbang membawa utusan
Agar diselitkan celah bintang selaput awan
Bisa mama melihat dari jendela uzur
Kudus jiwaku bersama keazaman
Ku dodoikan bersama salju malam
Agar tidurmu mama lena bersama zikirku

Buatmu insan istimewa
Yang laungkan azan di telingaku 24 tahun lalu
Memeluk erat tubuh geringku
Tatkala teriak di malam hari
Hingga mengganggu tidur dan mimpimu

Ah...
Semakin kuhitung semakin rentung
Jiwaku dipanah rasa rindu
Imbasan kenangan berlarian
Mengomel kosong di meja santapan
Concorde Hotel mahupun Victoria Station saksinya
Gelak tawa kita memecah hening suram
Si pemuja cinta kiri dan kanan
Kita pula kisahkan keluarga

Apa lagi yang tinggal dalam cintaku?
Beberapa kali kandas dalam mengatur hidup
Mencari pasangan menggantikan dirimu
Namun aku tewas ketemu
Bukan kerna material yang kau limpahi
Sekelumit bahagia dan cinta tak bisa kumiliki
Selain ketulusan cinta cinta kalian
Benar katamu PAPA
Hanya nafsu memandu mereka
Mengagungkan ketrampilan dari sisa cinta

Aku lena dalam kasih keluarga ini
Ya ALLAH....
Berkatilah kami agar sentiasa mendapat limpahan restumu
Bimbingilah kami agar tidak terkandas
Melenyepkan kasih yang kian lama terikat
Mereka insan istimewa tiada dua tiada tiga
Aku tenang bersama hidayahMU

Sayangku buat kalian
PAPA,MAMA,ALONG,AMIRUL,SITI & AYU

~~pApA BiCaRa LaGi - CATATAN DARI DESA~~


Khabarnya
Setengah purnama lagi
Keluarga kita akan hadir
Ahli baru ...

Titipkan jati diri
Puja semangat jebat
Asapkan limau kasturi
Sepuhkan keris pusaka
Dalam syahdu qamat dan azan.. (jika seorang putera)

Jangan kau terlupa
Taburkan beras kunyit
Sisipkan semangat kursani
Penyucuk sanggul mayang urai
Alunkan qasidah fatimah
Atas keyakinan dirinya balqis bukan zulaika


Kembang 'AYU' mu semakin mekar
Kelmarin menyusun manja
Mengadun mimpi gadis pingitan
Di pesta dansa katanya bersama teman sekolah
ADUHAI!!!!!


Dan 'MARIA' mu
Langkahnya masih gagah
Membongkar rahsia hidup
Tekun dalam pencarian
Untuk tidak menjadi Siti Hajar
Terbuang sepi di gurun sahara


Alahai mama mu
Seperti yang kau kenali
Sesekali mengomel tersentuh jantung hati
Ke tulang hitam terasa pedihnya

Dan mama mu tetap begitu
Tabah membena yakin
Cuma sesekali menghitung bintang dari jendela
Katanya di situ ada puteri hati
Sembunyi di sebalik awan rindu
Seperti momen sepinya
Menanti kehadiran papa mu
Yang sering lewat pulang


Kau PUTERI hati
Usah digusar hari semalam
Sinar mentari bukan di ufuk barat lagi
Sekadar tersangkut di hujung gunung tahan
Pastikan memancar sirna bahagia


Sebentar tadi ada teman membisikkan
Padi di sawah sudah menguning
Sekadar menanti musim menuai


Sabarlah puteri hati
Kita bukan pemburu fatamorgana
Bunga tulip itu tidak mungkin layu
Di kaki menara effel
Pissa condong
Dan kicau burung tepian tasek Luzern
Akan kita gapai salju dingin
Sambil menghirup secangkir capacino
Dalam ngomelan panjang mama mu
Mencari ponstan dan panadol
Kerna harga sepatu ayu
Lebih mahal dari persiapan menyambut calon cucunya

KAMAL AMIR

13 Mei 2007

Sunday, May 13, 2007

~~KhAbaR AkhBar KhAbaR JeLek~~

Ah
Apa sahaja cerita hari ini
Bosan mengerlip menatap surat khabar
Terpampang rakusan enak
Pak Menteri yang gila kebendaan

Ah
Apa sahaja cerita hari ini
Mual lenggok bicara terpampang muka depan
Khabarnya tidak seindah kuimpikan
Menggali ke nafsu wang dan metarial

Ah
Apa sahaja cerita hari ini
Khabar tiada yang indah
Berbelit mencari keaiban
Melapor cerita cerita meremangkan

Ah
Apa sahaja lagi cerita di dadanya
Tiada kebenaran
Songsang pemikiran
Melipat sudut minda agar kemas tersimpan
Tak perlu melaung suara kebebasan

Sampai bila aku harus mengeluh
Menatap ruang mual dada akhbar
Kononnya berita penting
Tapi bukan kepentingan rakyat
Kepentingan hanya buat barisan pentadbiran

Keluhan bertukar oboran marah
Bosan dan bosan sehingga rebah
Meronta untuk pembebasan
Merengek agar bisa ditenangkan
Dari karut marut cerita dunia

Mari membaca menajam minda
Amalan membaca amalan pintar
Benarkah akhbar itu bisa merubah?
Atau sekadar menumpul minda berkembang?

Bosan
Aku bosan
Mama.....
Berhentilah melanggan
Buang ringgit buang saat
Cerita di dada akhbar itu hanya dongeng sahaja
Tiada sahihnya selain tutup aib Pak Menteri

Bosan
Aku bosan
Mama......
Jangan dipanggil lagi 'ayya' penghantar akhbar itu
Kita tidak mahu ditipu
Bak kata papa
Melayu akan hilang dunianya!!!!!!

~~tUnGgU sEbEnTaR LaGi PaPa~~

Dari warkahmu
Aku semakin kuat berdiri
Sebentar tadi aku mula bertatih
Hanya satu hembusan
Aku bisa berlari

Dari warkahmu
Aku bangun dari mimpi
Panjang lamunan terhenti mati
Mengajar aku kenali
Sebenarnya erti sebuah kehidupan

Dari warkahmu
Aku mula menghirup angin keimanan
Menelan gugur bunga keindahan
Terbang bersama burung bakawali
Indahnya maya ini

Dari warkahmu
Aku membongkar luka hati
Meter semangat yang kian berhenti
Mula mencacak meninggi
Hanya dari lipur laramu

Hanya dari warkahmu PAPA
Aku bina benteng kejayaan
Teguh utuh segak kemas
Menggerunkan setiap insan di sekeliling

Hanya dari bingkisan puitismu PAPA
Aku di sini kau di sana
Tiada sentuhan mahupun ciuman
Namun doamu bisa mengegar
Seluruh isi alamku

Hanya dari bingkisan puitismu PAPA
Aku mula ukir senyuman
Berlari bersama angin musim bunga kota Inggeris
Bergomol dalam gugurnya dedebu
Menari dengan rentak bicaramu
Di tanah asing ini

Papa buah hatiku
Genggam tanganku dari jauh
Pancarkan segala sinarmu
Dari dalam perut mama aku mendengar lagumu
Cita citamu santapan enak harianku
Sehingga aku bergelar dewasa

Papa
Katamu aku ini insan terisitimewa
Mari kukucup lembut pipimu
Agar kau tahu namamu umpama dewa buatku
Agar kau tahu kekuatanmu obor perjalanan hidupku
Agar kau tahu tiada insan bisa menyayangiku
Seperti kasih yang kau limpahkan

Tunggu sebentar lagi
Aku pulang merangkul kemas jasadmu
Tunggu sebentar lagi
Aku pulang membawa kebanggaan
Tunggu sebentar sahaja lagi
Akan kuhadiahkan segala yang kau inginkan
Tunggu ya PAPA
Kerana aku tak bisa
Mengejar impian tanpamu

~~wArKah DaRi PaPa~~


PUTERI HATI KU

Belum pernah tersurat sedari azali

Menjadikan Fatamorgana fitrah famili


Dalam simpulan akrab kasih sayang

Bersama doa yang terhimpun

Kau dibimbing untuk tidak menjejaki sejarah

Kerna kitalah seharusnya mencipta sejarah


Sudah terlupakah duhai puteri hati

Saat simpuh mu ku perbetulkan

Bersama simfoni tekad melampiaskan tentang resah...

Atau pernah merasa takut untuk kecundang?

Kenapa harus diiizinkan


Sungai cabaran menghanyutkan pengharapan

Sedang lautan masih terlalu luas

Terhimpun misteri yang perlu kau terokai


Bukankah pernah ku bisikan

Kepedihan hari ini adalah memori indah

Duka semalam bukan momen alasan

Menjadi pelaut yang kecundang

Sukar menganyam kekarang

Memintal buih di gigi samudera

Tewas dalam pelayaran

Bukan begitu Puteri hati ... bukan!!


Yakinlah

Kau srikandi masa depan

Warisan pejuang bangsa

Legasi yang sedang ku canai

Agar Melayu tidak hilang dunianya


Terlalu jauh lagi titian perjalanan mu

Onak duri berbisa masih belum kau terjah

Sekadar sembilu dedalu yang malu

Disebalik bunga ilalang


Ranting rapuh di Tralfagar Square

Adalah mainan anak kecil berdayung sampan

Di hening pinggiran sungai dinding


Bukankah telah ku simpulkan

Tekad terpahat cita sebuah impian

Melakar sejarah hidup

Legasi peradaban melayu

Untuk tidak menangis seribu tahun lagi


Aduhai puteri hati

Jangan kau biarkan

Puing ragu gelodak minda

menyerah dan terus mengalah...


Warisan kita pelaut terbilang

Menawan ombak dilautan gelora

Memukau taufan menepis badai

Layar terkembang tidak mungkin robek tercalar

Belum pernah terongkai sumpah warisan

Sekali melangkah berpaling tidak mungkin


Puteri hati ratna jiwa raga

Bacalah kilau dalam silau

Bahtera kian menghampiri pulau impian

Sekadar menghitung hari

Memori mama di saat kau tujuh bulan dalam kandungan.


Pasrah mu adalah resah kami

Himpunkan tekad genggam hasrat

Kerana kau puteri hati yang cekal

Dan tidak mungkin menyerah kalah


"Marble Arch" yang kau jejak

Dingin "Fleet Street" padang permainan papamu

Terhimpun sebuah impian

"The Strand" bakal dimiliki

Bukan sekadar menghirup kopi manis di "Buckingham"

Atau labun gebang-gebang "Westminister"


Lewat musim bunga nanti

Kita akan bersama dan bersatu

Memetik tulip di "Amsterdam"

Menghitung bilang anak tangga menara"Eiffel"

Sambil bersandar seketika di menara condong Pisa

Amat ku faham dan cukup mengerti

Hasrat mu mencari soneta di "Millan"


Puteri hati untaian jiwa

Ingat pesan dan amanah ini

Kita harus melakari sejarah kita sendiri

Sapulah air mata sepi mu

Dakap mimpi indah

“I am proud of you”


Kamal Amir

11 Mei 2007

(hari ulang tahun kelahiran Umno ke 61)

Saturday, May 12, 2007

~~hAnYa SemInIt BuaKu~~

Apakah hidup satu keterpaksaan
Menjalani sesuatu tidak dalam keindahan
Biar semuanya dikatakan dugaan
Kekuatan itu tidakkah bakal pudar jua?

Apakah semalam sering menjadi momok mengerikan
Menelan kepahitan yang keindahannya hanya secebis
Tidak bosankah waktu berputar
Melihat kejelekkan sumpahan semalam

Di hadapan sana ada bahagia
Kata itu kata papa
Di hadapan sana ada sinar cahaya
Kata itu kata mama
Di hadapan itu cuma fatamorgana
Kataku membelit bicara mereka

Kelopak air hanya biasan cahaya
Semakin di kejar tidak akan bisa merasainya
Apakah itu juga satu kekaburan
Kabur minda hanya untuk nikmat mata

Penat membawa diri
Melihat esok tidak ada seri
Beri sedikit waktu berbicara
Sedikit lagi tidak lama
Untuk ku luah kata jiwa
Untuk ku sambar semangat yang hampir lemah

Hanya seminit buatku
Bawakan cerita gembira
Hanya seminit buatku
Lapahkan angan agar ku ketawa
Esok tidak lagi ku harap
Kerna bau yang ku hidu keperitan belaka


~~pUisI kaSiH bUaT kELuArGa~~

Entah apa yang menjilat rasa
Rindu atau ketagih kemesraan

Entah apa yang memendam dijiwa
Keletah bersama atau bibit sengketa

Entah apa jua yang bergumpal
Kenangan bersimpul atau keriangan tercipta

Satu yang pasti
Kisah kasih tak bisa terlerai
Terpisah alam sementara
Berjumpa di alam abadi
Kasih tetap terbelit menjadi sakti

Hari ini kuramal perjalanan esok
Entah menjadi belum pasti
Namun hari ini tetap kulalui
Kesan hari semalam yang indah

Hari ini aku disini bersendiri
Biar semalam aku bersama bertautan kasih
Hari ini aku di sini menggulung lembaran rindu
Antara cerita semalam yang menjadi jambatanku

Mungkin terus aku di sini
Mencari hidup sendiri
Dalam untaian kasih mereka di sana

Mungkin terus aku di sini
Membentuk kehidupan yang ku cari
Dalam bait doa doa mereka

Mungkin terus aku di sini
Mencari erti hidup berdikari
Andai seru hembus untuk pulang
Dendangan gembira menutuh kalbu

Biar aku disini terus mencari
Sezarah kecil erti hidup
Pastikan doamu terus dikait
Agar tidak mati ketandusan
Kasih dan rindu rindu kalian

Rindu bukan lagi katanya
Kasih bukan lagi subjeknya
Namun yang pasti
Cinta ini tak akan hilang zatnya
Walau terpisah benua lautan


mEgA sEnjA mEnyELeBunGi MaLaM DeRiTa

Senja itu
Seringkali menjenguk dengan wajah wajah aneh
Tak pernah berhenti menganggu
Biar dalam terang panas memetir

Senja itu
Sering ada cerita cerita pedih
Mencari dan terus mencari
Untuk kepuasan diri
Berselingkuh para para syaitan
Mengulit enak ketenteraman nurani

Mega senja hampir pudar
Hati dalam keresahan
Bergelora setiap turun naik nafas
Menganyam kesongsangan pedih hati
Melawan bersama sisa kekuatan

Burung hantu kian celik
Kelawar mula mencari malamnya
Pekat alam membuai mimpi sang penghuni
Namun aku terus berperang
Bergelumang dengan gelodak jiwa
Tak tenang
Tak senang
Entah bila akan hilang

Semangat itu makanan harianku
Dilapah tanpa kenal erti kenyang
Sekadar bekalan untuk seketika waktu
Andai tidak bisa mencari setitip kekuatan

Semangat itu menyelimuti detik jam berdenyut
Tak mungkin hilang selagi jiwaku kental
Tergesel luka biar hanya jadi parut
Pastikan tidak terus bernanah

Dengan kalimat Lailahailallah Muhamadurasulullh
Aku akan pasti terus berjuang
Merentas lautan luka luka semalam